Menjadi apa dan siapa nanti? #SebuahDiskusi
11/15/2018 11:41:00 PM
"Inget sa, strata sosial di masyarakat itu tetap penting."
Hmmm, baiklah, untuk kali ini saya mengalah. Setelah harus merenenung sepersekian detik aku mengamini apa yang dikatakan ibuku barusan. Ibu yang selama ini kupanggil Mama. Harus diperjelas memang. Adikku semenjak dia lahir memanggil ibukku, Umi. tak ada paksaan sedari dulu kami harus memanggil apa. Beda keyakinan, tapi tenang, kami tetap menjunjung toleransi. lanjut ke cerita,
Sebenarnya kami, aku dan ibuku, memang sering berdiskusi. Hanya beliau satu satunya yang mau mendengar segala bentuk ocehan tentang mimpi, ambisi, keinginan ini dan itu. Sampai pada akhirnya saat itu kami membicarakan tentang apa yang aku capai tahun depan.
Jelas sebagai orang tua sangat sangat realistis, ingin anaknya cukup lulus tepat waktu, dapat nilai bagus, diterima bekerja di perusahaan besar, sudah. Menikah juga tentunya. Tapi setiap menuju kesana langsung kutimpali aku ingin ini dan itu. Menunda kelulusan, Bekerja di tempat yang mengijinkan dan menuntut karyawannya harus berani bertarung dengan mimpi, fleksibel, ala ala startup, dan tentunya di bidang desain sesuai minatku selama ini. Meskipun kecil yang penting dapat memenuhi kebutuhan satu bulan. Libur pun fleksibel dan... itu semua sudah ada digenggaman, lalu? apalagi?
Baiklaaah, ibuku lagi lagi mengalah, membiarkan anaknya berlarian diatas segala keinginannya bertarung dengan mimpi mimpinya. yang penting, Tanggung Jawab.
Tapi kemarin singkat cerita takdir baik menuntun untuk bertemu seseorang. Mas Feri namanya. Umurnya terbilang sangat dewasa (sangat tidak sopan menyebut orang sudah tua). Ceritanya menarik, sering naik turun gunung, berwirausaha, hingga beliau memiliki banyak waktu luang untuk nongkrong di salah satu cafe di pinggiran kota, melakukan kegiatan sosial. Bahkan ujarnya, awal tahun depan dia dan kawan-kawanya akan mendirikan sekolah untuk anak jalanan. Wow, wait a minute, thats me brooo. Itu adalah salah satu yang aku inginkan.
Mungkin itu yang selama ini kucita-citakan, berwirausaha, ada waktu buat naik gunung dan kegiatan sosial. Tapi yang membuat ceritanya membuat renungan sedari kemarin tak kunjung selesei adalah, dia belum menikah. Agaknya sosok yang pribadi ini lihat seperti aku di masa depan jika terus seperti ini. Terlalu memikirkan egoku sendiri, sampai sampai bahkan saat ini pun aku belum ujian sekripsi. Apalagi menikah. Atau mungkin aku mulai terlalu takut saja akhir akhir ini?
Terik nafas panjang....
Sebentar...
Selama ini egoku selalu bilang, kenapa harus melakukan sesuatu untuk memuaskan orang lain? Karena kadang kita lupa, kita berusaha memperoleh nilai terbaik, kedudukan terbaik, pekerjaan terbaik, dan lainya hanya agar tidak dikatain orang. Masa bodoh lah dengan omongan orang lain, yang penting aku bahagia, udaah.
Tapi, sampai akhirnya aku mendudukan kembali kisah Mas Feri, Pesan Ibuku, dan Aku sendiri pada satu meja yang sama, mari berdiskusi. Memang melakukan yang kita suka akan membawa kebaikan untuk kita sendiri. Tapi tunggu dulu, bukankah kamu tidak hidup sendirian di dunia ini. Kamu bukan tentang dirimu sendiri, ada nama besar keluarga disana, ada nama ayahmu, ibumu.
Perenungan ini agaknya akan semakin memakan beberapa hari kedepan. Sebenarnya kita ini hidup untuk apa? untuk siapa?
Tapi disisi lain ada benarnya juga, dengan lebih dipandang, maka beberapa kebaikan yang kita ingin lakukan akan lebih leluasa. Misal dengan memiliki pekerjaan, kedudukan, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, maka omongan kita akan lebih didengar, kita bahkan keluarga kita tidak akan di pandang sebelah mata. Yang jelas, menjadi dilihat bukanlah sebuah tujuan. Tetapi menjadi sesuatu yang dapat dilihat akan lebih mampu menyampaikan kebaikan kebaikan yang lebih banyak.
Memang masih saling berbenturan setiap kata yang ada dalam tulisan ini. Hanya tetapi memang harus segera ditumpahkan dalam bentuk post ini, agar tidak selalu berisik di dalam tempurung kepala saya. Kapan kapan kita lanjut bahasnya,
Eh sebentar, kalian mulai paham belum sih apa yang ingin saya bahas barusan? hehe
Jika ada hal yang menarik, mari berdiskusi di kolom komentar.
Salam,
0 komentar