Catatan Anak Kader

7/03/2014 12:48:00 AM


Entah kenapa akhir akhir ini sering sekali kalimat "anak kader" benar benar menusuk telinga. Dibeberapa kesempatan sering diusik dengan kata kata seperti itu. 

Anak kader merupakan istilah yang sering digunakan untuk menjuluki mereka mereka yang terlahir dari rahim para kader dakwah. Ya benar., kader dakwah. Siapa yang tak melihat mereka menjadi sosok yang luar biasa dimata siapapun yang mendengarnya. Dan justru disitu letak yang mengusiknya. Seakan mereka menyamakan kami 'anak kader' seperti orang tua kami. Padahal.?!

Apa yang mereka pikir tentang kami? Apa tentang terlahir dari keluarga pejuang dakwah lalu semuanya terasa bahagia? Anak anaknya yang begitu luar biasa akhlaknya? Anak anaknya yang begitu luar biasa hafalanya? Selalu bahagia dengan rumah yang dihiasi nuansa islami? apa seperti itu.?

Coba bayangkan ketika jamaah ini terkena fitnah lalu kalian ikut diejek dan diolok olok. Atau Coba bayangkan bagaimana rasanya memiliki orang tua yang selalu memprioritaskan hari liburnya lebih kepada dakwah, halaqah, bakti sosial, berjuang dikampung kampung, pasar pasar dari pada dengan keluarga sendiri. . Coba bayangkan ketika liburan kalian, waktu luang kalian harus terusik oleh kegiatan kegiatan seperti kajian, halaqoh, dan kegiatan kegiatan untuk 'anak kader' lainya. Karena ini kalian menyamakan kami?

Apa bukan lebih luar biasa lagi bagi mereka yang 'hijrah'? yang bukan terlahir dari rahim pejuang? yang dahulu kehidupanya seperti orang orang biasa lalu menjadi luar biasa? yang dulu terlalu hedon lalu kini menjadi pejuang? dan justru mereka bisa saja mengungguli para anak yang dijuluki 'anak kader'

Sejujurnya aku justru iri. Aku iri pada mereka mereka yang memulainya tanpa paksaan. Penuh kesadaran lalu menjadi luar biasa. Mereka teman temanku saat ini. Justru mereka lah para kader dakwah sebenarnya. Dengan kualitas akhlak dan hafalan yang kupikir lebih baik jika itu indikatornya. Dan aku? Aku bukan siapa siapa.

Tapi apa aku tersiksa? Apa aku justru membenci? Menyesal? ingin kabur? dari keadaan yang sekarang ini.Tidak. Tidak, Kami semua bahagia. Justru semua itu yang menuntut kami untuk lebih dewasa dari pada dunia disekitar kami. Hingga pada akhirnya semua mengakar kuat menjadi cinta. Dan dengan diusik dengan sebutan seperti itu, justru semakin mengingatkan kemana kaki ini harus berjalan. Memposisikan ulang diri ini seperti tujuan awal lagi kemana harus pergi. Menambah semangat untuk meneruskan perjuangan orang tua kami.

Untuk tentang kualitas diri. Kupikir tetap jangan istimewakan kami. Kami dengan orang tua kami hanyalah ideologis yang diwariskan. Selebihnya itu tergantung bagaimana mengasahnya. Pisau yang terlahir menjadi pisau akan tajam jika selalu diasah. Kita tetap sama sama belajar. 

Tetapi jangan salah juga, banyak juga sih para anak kader yang luar biasa. Ya apa lagi kalau bukan karena pisau itu benar benar diasah secara maksimal. Disisi lain kami juga bisa khilaf, futur, ataupun gak jelas. Dari penampilan juga, jangankan salaf, malahan kami juga ada yang terkesan hedon. Tapi yang penting kan sunnah dan syar'i. Hehe. Tapi  satu lagi, jangan tanyakan tentang jiwa militansi kami di jalan ini, insyaallah lebih luar biasa. Semoga selalu istiqomah.

Sebuah pesan dari saya, "Jangan menganggap kami karena siapa orang tua kami, tapi karena siapa sebenarnya kami dan karena kami juga seperti kalian - para pejuang cintaNya"

You Might Also Like

1 komentar

  1. ini maksudnya anak kader adalah anak dari kader partai politik atau semacamnya gitu? atau kader yang gimana? gua kurang ngerti soalnya.

    semoga lo selalu tabah ketika dibandingkan ya :)

    BalasHapus