Kemarin. Hari terakhir orang-orang mendaftar untuk berebut kepastian. Kepastian masa depan, hari tua, kenyamanan, kemapanan, lebih dipandang. Sangat sangat normal dengan kondisi dan dalam umur seperti ini.
Bulanan yang mencukupi, jenjang karir yang bagus, pengakuan sosial yang dianggap lebih.
Yang saya heran, kok masih ada manusia di luar sana seperti saya. Setelah punya banyak peluang, harapan, kesempatan di depan mata, justru lebih memilih menarik diri. Lebih memilih jalan semaunya sendiri. Atas nama ego, prinsip, atau alasan menjadi diri sendiri.
Buat apa memuja pilihan untuk berbeda, jika nyatanya yang dihadapi adalah dunia yang maha kejam. Siap melahap siapapun yang keluar dari kerumunan.
Buat apa memuja pilihan untuk memuaskan mimpi, jika realitanya tak ada yang butuh proses, semuanya tentang hasil yang terlihat.
Naif sekali.
Baiklah,
Being normal (?)
Tapi, sepatutnya manusia harus bertanggung jawab atas jalan apa yang telah mereka pilih.! . . .
"Kita kalah, Ma" bisikku. "Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."
Being normal (?)
Tapi, sepatutnya manusia harus bertanggung jawab atas jalan apa yang telah mereka pilih.! . . .
"Kita kalah, Ma" bisikku. "Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."
~Mengutip Bumi Manusia